Desa Bengkaung memiliki beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk pariwisata. Jenis-jenis wisata yang memungkinkan untuk dikembangkan antara lain : Wisata alam, wisata budaya, dan wisata kuliner. Untuk itu, Pemerintah Desa Bengkaung bersama LPM dan BPD tengah berupaya mempersiapkan infrastruktur serta segala sesuatu yang berhubungan dengan upaya mewujudkan pembangunan wisata desa Bengkaung. Berikut ini beberapa potensi wisata yang bisa dikembangkan di Desa Bengkaung :
A. Wisata Alam
Beberapa potensi wisata alam dibawah ini mengandung nilai-nilai sejarah tersendiri. Dalam perjalanan menuju lokasi-lokasi wisata alam, pengunjung juga akan dapat menikmati banyak pemandangan indah dari beberapa titik di ketinggian. Sunrise dan sunset selalu dapat disaksikan dari ketinggian di beberapa tempat di Pelolat dan Bunut Boyot. Keindahan Gunung Rinjani dan Gunung Agung di Bali dalam waktu-waktu tertentu dapat disaksikan dari satu titik.
1. Situs Ngeredeng
Situs Ngeredeng adalah sebuah lokasi dimana menjelang berdirinya Bengkaung, adalah seorang saudara Raja Banuwa yang bernama Dharma kemudian lebih dikenal sebagai Titik Gembot yang berlalu di tempat itu, namun dihalangi sebongkah batu besar sebesar. Karena merasa terhalang, maka Titik Gembot yang sedang berjalan menuju utara lantas membelah dan menendang kedua batu tersebut ke arah barat dengan kaki kirinya dan ke arah timur dengan kaki kanannya, Bekas kedua telapak kakinya masih bisa dilihat di tempat ini hingga kini. Tempat ini kemudian bernama Ngeredeng, yang masuk dalam wilayah Dusun Pelolat Desa Bengkaung.
Sumur Tua Bunian adalah sumur atau sumber mata air tempat masyarakat Banuwara mengambil air yang mana airnya tidak pernah kering hingga saat ini. Sumur ini didirikan oleh Puteri Bune yang juga disebut Bunian, salah seorang puteri Datu Banuwa yang disembunyikan di tempat ini untuk menghindari fitnah dari kerabat istana yang menginginkan kejatuhannya. Karena Puteri Bune adalah salah seorang puteri Datu Banuwa maka ia juga adalah keponakan Dharma atau Titik Gembot, pendiri Banuwara, cikal bakal Desa Bengkaung sekarang. Sumur ini terletak di wilayah Dusun Bunian Desa Bengkaung.
3. Gua Bunian
Lubang ini sebenarnya tidak terlalu menyerupai sebuah gua, tetapi lebih tepatnya lubang yang terbentuk dan tersusun dari bebatuan dengan kedalaman yang tidak diketahui. Masyarakat setempat meyakini lubang ini tembus sampai di Gunung Surak (Bukit Teriak) yang terjal di lereng timurnya. Di dekat lubang (yang diyakini) ujungnya hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam atau hewan-hewan lainnya akan hilang jika melintas atau berada di sekitarnya. Konon, ditelan atau dihisap oleh ular pyton yang di dalam lubang (yang katanya) sebesar pohon kelapa. Ular tersebut diyakini tidak bisa keluar dan masih berdiam hingga kini di dalam gua di dalam perut Gunung Surak. Lubang gua yang di selatan terletak di Dusun Bunian bagian utara, ujung satunya lagi terletak di lereng timur Gunung Surak wilayah Dusun Pelolat bagian selatan.
4. Nisan Titik Ngringik dan Titik Ngrangak
Makam ini terletak di Bangket Telaga, perbatasan antara Bengkaung Tengak dengan Bengkaung Lauk. Titik Ngringik dan Titik Ngrangak adalah dua bersaudara yang merupakan putera-putera Titik Gembot. Makamnya ditandai dengan dua buah batu nisan berbentuk bunga mawar yang masih kuncup yang terbuat dari batu granit yang konon kalau dicuri orang pada malam harinya, paginya akan kembali ke tempatnya semula di komplek pemakaman Bangket Telaga. Pemakaman ini adalah pemakaman umum masyarakat Desa Bengkaung yang tertua.
5. Pongkor Lok Mur
Titik tertinggi di Bengkaung adalah suatu tempat di dusun paling utara Desa Bengkaung yang disebut Pongkor Lok Mur (Moor Highland). Di tempat ini dulunya terdapat pal perbatasan yang dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda yang merupakan salah satu titik perbatasan kekuasan Belanda. Dari tempat ini seluruh pulau Lombok dapat terlihat 360 derajat dalam sekali sapuan pandangan. Pongkor Lok Mur adalah titik yang menjadi maskot dan filosofi Desa Bengkaung yang merupakan pangkal tertinggi dan terawal bukit Batulayar, sehingga dulunya Bunut Boyot disebut juga sebagai Otak Batulayar.
B. Wisata Budaya
Wisata Bengkaung yang mungkin bisa dikembangkan adalah realita bahwa masyarakat Desa Bengkaung memiliki adat istiadat sendiri dalam hal : Ngayo (berkunjung), midang (pdkt ke rumah perempuan), merarik (kawin lari), ritus penamaan dan jejalek, gaya komunikasi di daerah perbukitan, budaya persaingan dalam mengambil hati perempuan di perbukitan, gaya sholat isya dan tarawih di Bunut Boyot dan lain-lain. Untuk pengembangan potensi wisata budaya ini memang diperlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
C. Wisata Kuliner
Desa Bengkaung memiliki beberapa jenis kuliner yang tidak bisa ditemukan di desa lainnya seperti : Durian (durian asli Bengkaung yang memiliki rasa khusus), jambu rata (jenis jambu yang hanya bisa tumbuh di perbukitan Bunian), pepaya kalifornia, gula bricket, madu nyanteng dan berbagai jenis panganan khas Bengkaung yang bisa dikembangkan.
3. Gua Bunian
Lubang ini sebenarnya tidak terlalu menyerupai sebuah gua, tetapi lebih tepatnya lubang yang terbentuk dan tersusun dari bebatuan dengan kedalaman yang tidak diketahui. Masyarakat setempat meyakini lubang ini tembus sampai di Gunung Surak (Bukit Teriak) yang terjal di lereng timurnya. Di dekat lubang (yang diyakini) ujungnya hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam atau hewan-hewan lainnya akan hilang jika melintas atau berada di sekitarnya. Konon, ditelan atau dihisap oleh ular pyton yang di dalam lubang (yang katanya) sebesar pohon kelapa. Ular tersebut diyakini tidak bisa keluar dan masih berdiam hingga kini di dalam gua di dalam perut Gunung Surak. Lubang gua yang di selatan terletak di Dusun Bunian bagian utara, ujung satunya lagi terletak di lereng timur Gunung Surak wilayah Dusun Pelolat bagian selatan.
4. Nisan Titik Ngringik dan Titik Ngrangak
Makam ini terletak di Bangket Telaga, perbatasan antara Bengkaung Tengak dengan Bengkaung Lauk. Titik Ngringik dan Titik Ngrangak adalah dua bersaudara yang merupakan putera-putera Titik Gembot. Makamnya ditandai dengan dua buah batu nisan berbentuk bunga mawar yang masih kuncup yang terbuat dari batu granit yang konon kalau dicuri orang pada malam harinya, paginya akan kembali ke tempatnya semula di komplek pemakaman Bangket Telaga. Pemakaman ini adalah pemakaman umum masyarakat Desa Bengkaung yang tertua.
5. Pongkor Lok Mur
Titik tertinggi di Bengkaung adalah suatu tempat di dusun paling utara Desa Bengkaung yang disebut Pongkor Lok Mur (Moor Highland). Di tempat ini dulunya terdapat pal perbatasan yang dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda yang merupakan salah satu titik perbatasan kekuasan Belanda. Dari tempat ini seluruh pulau Lombok dapat terlihat 360 derajat dalam sekali sapuan pandangan. Pongkor Lok Mur adalah titik yang menjadi maskot dan filosofi Desa Bengkaung yang merupakan pangkal tertinggi dan terawal bukit Batulayar, sehingga dulunya Bunut Boyot disebut juga sebagai Otak Batulayar.
B. Wisata Budaya
Wisata Bengkaung yang mungkin bisa dikembangkan adalah realita bahwa masyarakat Desa Bengkaung memiliki adat istiadat sendiri dalam hal : Ngayo (berkunjung), midang (pdkt ke rumah perempuan), merarik (kawin lari), ritus penamaan dan jejalek, gaya komunikasi di daerah perbukitan, budaya persaingan dalam mengambil hati perempuan di perbukitan, gaya sholat isya dan tarawih di Bunut Boyot dan lain-lain. Untuk pengembangan potensi wisata budaya ini memang diperlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
C. Wisata Kuliner
Desa Bengkaung memiliki beberapa jenis kuliner yang tidak bisa ditemukan di desa lainnya seperti : Durian (durian asli Bengkaung yang memiliki rasa khusus), jambu rata (jenis jambu yang hanya bisa tumbuh di perbukitan Bunian), pepaya kalifornia, gula bricket, madu nyanteng dan berbagai jenis panganan khas Bengkaung yang bisa dikembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar